Disunnahkan Mencium Anak dan Bersikap Adil
Bab I
HAK-HAK ANAK PEREMPUAN ATAS AYAHNYA
Pasal 8
Disunnahkan Mencium dan Bercanda Ria Bersama Anak Perempuan
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha, dia berkata, “Ada beberapa orang badui yang mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mereka mengatakan, ‘Apakah kalian mencium anak-anak kalian?’ Para Sahabat menjawab, ‘Ya.’ Lebih lanjut orang-orang badui itu berkata, ‘Demi Allah, akan tetapi kami tidak pernah mencium mereka.’ Lalu beliau bersabda:
أَوَأَمْلِكُ إِنْ كَانَ الله نَزَعَ مِنْكُمُ الرَّحْمَةَ.
‘Aku tidak berkuasa apa-apa jika Allah mencabut rahmat (kasih sayang) dari hati kalian.’” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencium al-Hasan bin ‘Ali sedang bersama beliau ada al-Aqra’ bin Habis at-Tamimi dalam keadaan duduk. Lalu al-Aqra’ berkata, ‘Sesungguhnya aku memiliki sepuluh orang anak, tetapi aku tidak pernah mencium seorang pun dari mereka.’ Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memandangnya seraya berucap:
مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ.
‘Barangsiapa tidak menyayangi sesama, maka dia pun tidak akan disayangi.’” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari di dalam kitab Shahiihnya, dari hadits Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, dia berkata:
دَخَلْنَا مَعَ رَسُولِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَبِي سَيْفٍ الْقَيْنِ وَكَانَ ظِئْرًا ِلإِبْرَاهِيمَ فَأَخَذَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِبْرَاهِيمَ فَقَبَّلَهُ وَشَمَّهُ.
“Kami pernah masuk bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui Abu Saif al-Qain, yang ia merupakan sepersusuan dengan Ibrahim Alaihissallam, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggendong Ibrahim, kemudian mencium dan memeluknya.”
Juga diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari di dalam kitab Shahiihnya, dari al-Barra’, dia berkata, “Aku pernah masuk bersama Abu Bakar menemui keluarganya, ternyata puterinya, ‘Aisyah tengah terbaring sakit terserang demam. Lalu aku melihat ayahnya mencium pipinya seraya bertanya, ‘Bagaimana keadaanmu, wahai puteriku?’”
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha, bahwasanya ia berkata, “Aku tidak pernah melihat seorang pun yang hampir menyerupai sikap, perangai, dan, petunjuk -al-Hasan mengatakan, ‘Ucapan dan pembicaraan.’ Dan al-Hasan tidak menyebut sikap, petunjuk, dan perangai- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi Fathimah Radhiyallahu anha. Dimana jika dia masuk menemui beliau, maka beliau yang bangkit menjemputnya, lalu menggandeng tangannya seraya menciumnya dan mendudukkannya di tempat duduk beliau. Dan jika beliau masuk ke tempatnya, maka langsung Nabi menghampirinya, lalu menggandeng tangannya seraya mencium dan mendudukkannya di tempat duduknya.” [HR. Abu Dawud dan hadits ini hasan].
Dari Abu Qatadah, dia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar menemui kami sedang Umamah binti Abi al-‘Ash berada di atas pundaknya, lalu beliau mengerjakan shalat. Jika ruku’, beliau meletakkan Umamah. Dan jika bangkit, beliau pun menggendongnya.” [HR. Al-Bukhari].
Dari Usamah bin Zaid Radhiyallahu anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menggendongku, lalu mendudukkanku di atas pahanya sementara Hasan di atas paha beliau yang lain. Kemudian beliau menyatukan keduanya seraya berucap:
اَللّهُمَّ ارْحَمْهُمَا فَإِنِّي أَرْحَمُهُمَا.
“Ya Allah, sayangilah keduanya, karena sesungguhnya aku menyayangi keduanya.” [HR. Al-Bukhari].
Diriwayatkan oleh al-Bukhari di dalam kitab Shahiihnya dari hadits Ummu Khalid binti Khalid, dia berkata:
أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثِيَابٍ فِيهَا خَمِيصَةٌ سَوْدَاءُ صَغِيرَةٌ فَقَالَ مَنْ تَرَوْنَ أَنْ نَكْسُوَ هَذِهِ فَسَكَتَ الْقَوْمُ قَالَ ائْتُونِي بِأُمِّ خَالِدٍ فَأُتِيَ بِهَا تُحْمَلُ فَأَخَذَ الْخَمِيصَةَ بِيَدِهِ فَأَلْبَسَهَا وَقَالَ أَبْلِي وَأَخْلِقِي وَكَانَ فِيهَا عَلَمٌ أَخْضَرُ أَوْ أَصْفَرُ فَقَالَ يَا أُمَّ خَالِدٍ هَذَا سَنَاهْ. وَسَنَاهْ بِالْحَبَشِيَّةِ حَسَنٌ.
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah datang dengan membawa pakaian yang di dalamnya terdapat pakaian khamishah kecil berwarna hitam, lalu beliau bertanya, ‘Siapakah menurut kalian yang akan kami kenakan pakaian ini kepadanya?’ Maka orang-orang pun diam. Lantas beliau berkata, ‘Hadapkan Ummu Khalid kepadaku.’ Kemudian Ummu Khalid pun dibawa menghadap. Selanjutnya beliau mengambil khamishah itu dengan tangannya sendiri, lalu mengenakannya kepada Ummu Khalid seraya berkata, ‘Kenakan dan pakailah.’ Dan pada pakaian itu terdapat tanda-tanda (corak) berwarna hijau atau kuning. Lalu beliau bersabda, ‘Wahai Ummu Khalid, ini sangat bagus sekali.’”
سَنَاهْ dalam bahasa Habasyiah (Ethiophia) bermakna bagus.
Pasal 9
Bersikap Adil di Antara Semua Anak
Dari Nu’man bin Basyir, dia berkata, “Ayahku pernah menyedekahkan sebagian hartanya kepadaku. Lalu ibuku, ‘Amrah binti Rawahah berkata, ‘Aku tidak rela sehingga engkau meminta disaksikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Maka ayahku pun berangkat menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjadi saksi baginya atas sedekah yang diberikan kepadaku. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, ‘Apakah engkau melakukan hal ini kepada anakmu semua?’ Dia menjawab, ‘Tidak.’ Beliau bersabda:
اِتَّقُوا اللهَ وَاعْدِلُوْا فِيْ أَوْلاَدِكُمْ فَرَجَعَ أَبِيْ فَرَدَّ تِلْكَ الصَّدَقَةَ.
‘Bertakwalah kepada Allah dan berbuatlah adil di antara anak-anakmu.’ Kemudian ayahku kembali lagi dan mengambil sedekah tersebut.’” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Di dalam hadits ini terkandung pengertian keharusan untuk menyamaratakan anak-anak dalam hal pemberian. Di mana masing-masing diberi sama, tidak boleh membedakan satu dengan yang lainnya, serta menyamakan antara anak laki-laki dan perempuan.”[1]
[Disalin dari buku Al-Intishaar li Huquuqil Mu’minaat, Edisi Indonesia Dapatkan Hak-Hakmu Wahai Muslimah, Penulis Umu Salamah As-Salafiyyah, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir, Penerjemah Abdul Ghoffar EM]
_______
Footnote
[1] Syarh an-Nawawi li Muslim (XI/69).
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/73493-disunnahkan-mencium-anak-dan-bersikap-adil.html